Friday, September 11, 2015

LPDP - Part 2

Halo semuanya, jumpa lagi di petang yang gerah ini dari kota Jember (Jember sumuk ‘men ternyata). Kali ini, saya akan melanjutkan cerita pengalaman saya mendaftar beasiswa LPDP. Saya baru ingat, bulan Juli 2015 ketika saya berjibaku mengumpulkan semua syarat pendaftaran LPDP, adalah bulan Ramadhan, dan juga terdapat hari raya Idul Fitri, yang artinya, hari kerja yang terasa pendek, melelahkan, dan kepotong libur lebaran.  Untungnya, di bulan Juli, suhu kota Malang berada titik terdinginnya, jadi lumayan ngga kerasa gerah. Bukan cuma tantangan berpuasa, di bulan Juli terbit Surat Keputusan mutasi yang menetapkan saya harus pindah kantor ke kota Jember, yang artinya, I need to get all my works done before leaving! Kalau difikir, rasanya super hectic, tapi pada akhirnya malah ngga terasa karena ritme kerja seperti otomatis menyesuaikan, satu per satu tanggungan terselesaikan, mungkin juga karena berkah Ramadhan :D. Deadline pengiriman berkas pendaftaran beasiswa gelombang III LPDP secara online adalah 24 Juli 2015, tapi saya harus, wajib, kudu selesai submit pendafataran paling lambat tanggal 22 Juli 2015, karena tanggal 23-24 Juli 2015 saya harus ke kantor baru di Jember untuk registrasi absensi dan lainnya. Server LPDP sempat down pada hari Lebaran, saya coba berkali-kali tetap error (mungkin servernya juga lagi cuti lebaran). Puji syukur, alhamdulillah, bekas selesai dikirim dini hari tanggal 22 Juli 2015. Rasanya kurang tidur karena nyusun dan edit esay itu ngga gampang! Padahal saya harus nyetir Malang-Jember-Malang keesokan harinya XD.

Oke, cukup paragraph pengantarnya, kita langsung masuk aja ke tahap-tahap berikutnya setelah saya selesai mengirim berkas pendaftaran LPDP secara online. Pada tanggal 6 Agustus, ketika itu saya sudah pindah dinas di kota Jember, saya mendapatkan SMS dari LPDP: “Selamat anda dinyatakan lulus administrasi…”. Senang sekali rasanya mendengar berita ini, sekaligus permulaan bagi saya untuk lebih serius mempersiapkan diri di tahap berikutnya. SMS dari LPDP juga menyebutkan kalau saya diminta mengecek email untuk informasi lebih lanjut. Nah, lama ditunggu, kok ngga ada email masuk dari LPDP. Saya telpon ke LPDP (yang mana antrian tunggunya lama banget dan kalau beruntung, telpon anda akhirnya tersambung oleh petugas :p), untuk konfirmasi kenapa saya ngga dapat kiriman email, siapa tau email saya salah ketik (harusnya ngga mungkin salah ketik karena saya melakukan verifikasi akun LPDP lewat email tersebut). Sampe telpon yang ke 4, baru deh, email mengenai informasi general tahapan seleksi subtantif saya terima di email saya. Dari telpon juga, saya tau tanggal pelaksanaan seleksi subtantif di kota Surabaya, yaitu 26-28 Agustus. Coba andaikan saya ngga telpon, pasti bakal kelabakan mengetahui tanggal pelaksanaan tes subtantif. (Padahal, informasi general seleksi subtantif tersebut juga dipublikasikan LPDP melalui akun media sosialnya, cuma waktu itu saya belum berlangganan saluran media sosial mereka, hahaha siapa gini yang bodoh!).

Bulan pertama saya dinas di kantor baru di Jember, saya belum bisa banyak melakukan pekerjaan saya. Di minggu pertama bulan Agustus, saya masih pada tahap pengenalan terhadap lingkungan dan job desc baru saya. Di minggu ke dua bulan Agustus, saya diklat ke kota Malang untuk pelatihan terkait posisi baru saya. Nah di minggu ketiga bulan Agustus, sekembalinya dari pelatihan di kota Malang, saya baru mendapatkan email dari LPDP tadi terkait informasi general seleksi subtantif tadi. Setelah saya baca, ada satu syarat tambahan yang harus saya buat, yaitu “Surat Keterangan Catatan Kepolisian a.k.a SKCK” atau personal police records, yang artinya saya harus kembali ke kota Malang untuk mengurus SKCK saya. Oalah, kok ya ga sekalian emailnya saya terima pas saya masih di Malang saja biar ngga bolak-balik. Mana buat ngurus SKCK di Malang, kantor ga berani kasih Surat Tugas dengan alasan urusan SKCK tersebut ga berkaitan langsung dengan kegiatan kantor, yang artinya saya harus bolos, dan gaji saya dipotong T_T sedih…  mau ambil cuti, cutinya siapa yang bisa saya ambil? (karena cuti saya sudah habis XD). Akhirnya setelah memohon-mohon, dari 2 hari bolos saya untuk ngurus SKCK, saya diberi Surat Tugas 1 hari. Lumayan lah potongan gajinya ga banyak (ketawa tanpa ekspresi). Alhamdulillah juga, ngurus SKCK nya lancar, karena ngga berbarengan dengan musim pendaftaran CPNS, dan ngurusnya cukup di eks Polwil Singosari, ga harus jauh-jauh ke Polres Kepanjen. Lagi-lagi, bapak polisi yang melayani SKCK bilang, “sudah banyak mas yang ngurus SKCK buat keperluan LPDP juga”. Hahaha, rasanya makin panik dan gugup. Walah.

Kepulangan saya ke Malang untuk ngurus SKCK juga saya manfaatkan untuk menemui teman SMA saya, Widy Dinarti. Saya ingin minta bantuannya, untuk berbagi ide dan saran untuk persiapan wawancara saya, in English! (yes, she has lived abroad for 4 years in 27 different countries! macam buronan ya dia) Dia pernah menjadi presiden AIESEC dan aktif di beberapa organisasi Internasional. Jadi ini merupakan kesempatan baik buat saya, mumpung dia lagi pulang ke Indonesia. Why in English? Karena kabarnya, pewawancara LPDP sangat mungkin mewawancarai kita dalam bahasa Inggris, apalagi kalau kita milih beasiswa untuk program Luar Negeri. Kita ketemuan di suatu kafe di kota Malang, dan percakapan sok Inggris kita buat melongo mbak waitressnya, hehehe (padahal yang jago cas cis cus nginggris ya cuma Widy doang sih, saya mah apa atuh!). Satu quote yang Widy katakan yang paling saya ingat adalah “you can be anything you want. If you eventually fail, it is either you don’t really want it or God has better plan for you”. Selain ke Widy, saya juga banyak tanya dan meminta saran ke teman-teman yang sudah lebih dulu berhasil melalui tahapan-tahapan seleksi beasiswa, atau meminta saran dari pimpinan, senior, maupun dosen. Setidaknya, nasehat-nasehat mereka bisa membuat saya merasa lebih tenang. Padahal, dulu (dulu sekali di tahun 2002) saya pernah menghadapi situasi yang sama, seleksi wawancara untuk beasiswa Asean Secondary Three Scholarship dan saya berhasil melaluinya. Entahlah, sekarang rasanya terlalu banyak ketakutan.

Hari Senin di minggu ke empat bulan Agustus, saya kembali ke kota Jember, sambil menunggu undangan resmi seleksi subtantif LPDP melalui email (email yang sebelumnya hanya berisi informasi general dan tidak bisa dijadikan dasar untuk menerbitkan Surat Tugas saya untuk mengikuti seleksi Subtantif). Akhirnya, di hari senin sore tanggal 24 Agustus, email undangan resmi dari LPDP masuk ke inbox saya, dan segera saya cetak dan saya berikan ke bagian kepegawaian di kantor untuk segera dibuatkan Surat Tugasnya. Rentetan urusan-urusan LPDP ini di waktu yang mepet benar-benar bikin sport jantung dan melelahkan. Akhirnya, kantor memberikan Surat Tugas untuk tanggal 26-28 Agustus plus tambahan satu hari untuk perjalanan ke kota Surabaya. Jangan salah sangka ya, Surat Tugas ini ga ada SPD nya dan biaya terkait perjalanan dinas dan penginapan ga diganti kantor (>,< bokek hehehehe), bener-bener pengorbanan! Di petang harinya, email kedua dari LPDP masuk ke inbox saya, isinya list seluruh peserta yang akan mengikuti seleksi subtantif di kota Surabaya (dan jumlah pesertanya 323!) beserta jadwal lengkap tes subtantif tiap-tiap peserta (tes subtantif terdiri dari: wawancara, essay on the spot, dan Leaderless Group Discussion/LGD). Widih, ngeri, di Surabaya aja 323 orang, belum di kota-kota lainnya, persaingan benar-benar akan sangat ketat. Oh iya, setiap orang dapat jadwalnya berbeda-beda, jadi ada yang dapet giliran wawancara terlebih dahulu, ada yang dapat giliran essay terlebih dahulu, ada yang dapat LGD terlebih dahulu. Lalu ada juga yang dapat 3 tes tadi di satu hari yang sama, ada juga yang dapat 3 tes tadi di hari-hari yang berbeda. Nah, ternyata, saya mendapatkan jadwal di satu hari saja, tanggal 26 Agustus (padahal Surat Tugas sudah jadi dan dibuatkan sampai tanggal 28 Agustus, tapi biarlah anggap saja sebagai balas dendam dan kompensasi saya terhadap rentetan hari-hari yang hectic hahahaha! Evilly laugh!, lagi pula kan tidak menyalahi undangan resmi yang memang menyebutkan acara seleksi subtantif dari tanggal 26-28 Agustus). Adapun urutan tes yang akan saya hadapi di tanggal 26 Agustus adalah essay on the spot di jam 08.20, lalu LGD di jam 09.00, dan wawancara di jam 14.20.


Sebelum saya berangkat ke Surabaya, saya sempatkan “mapping” siapa saja peserta-peserta yang satu kloter dengan saya di tes essay, LGD dan wawancara. Tujuan saya adalah, saya ingin mengetahui latar belakang pendidikan mereka apakah berasal dari disiplin ilmu yang sama atau tidak. Dari sini, saya bisa mengira-ngira kita-kita topik yang akan diujikan apakah sifatnya umum atau spesifik sesuai bidang keilmuan kita. Cerdas kan gue! Hahaha. Selain itu, persiapan lain yang saya lakukan adalah banyak-banyak baca berita (niatnya gitu, tapi kenyataannya capek banget ngurusin keperluan LPDP dan kerjaan kantor, realisasinya adalah: cuma browsing-browsing berita di newsfeed Facebook dalam perjalanan menuju Surabaya sampe batre hape habis, hahaha menyedihkan). Saya juga sempatkan baca-baca blog yang berbagi tips menghadapi wawancara LPDP. 50% informasi blog benar-benar membantu, 50% sisanya malah bikin senewen, hahaha, makin stres. Yang jelas, detik-detik menuju wawancara rasanya capek banget dan stres, nervous. Satu hal lagi yang pasti, kerjaan kantor saya banyak yang tertunda T_T, padahal kami dikejar target kinerja ini itu dan pengaruh ke kenaikan grading T_____T, kudu nangis rasane… (minggu depan ada tim monitoring dan evaluasi dari kantor wilayah, dan realisasi kinerjaku masih 0, hahahaha #ketawa stres). Ya wes, sementara ini dulu cerita yang saya bagi kali ini. Cerita mengenai proses seleksi subtantif di Surabaya, saya tulis di part berikutnya. Sampai ketemu lagi di posting berikutnya!